Kamis, 19 Juni 2008

Uniknya Kepribadian Kita

Mahakuasa Allah Swt. yang telah menciptakan kita sehingga berbeda dengan makhluk lainnya. Marilah sejenak kita merenung dan memperhatikan orang-orang di sekitar. Amati tingkah laku dan cara berbicara mereka. Tidak ada yang sama bukan?
Kepribadian manusia memang sangat unik. Setiap kepribadian sebenarnya merupakan perpaduan tipe. Seorang yang berkepribadian introvet biasanya suka menyendiri dan tidak percaya diri jika harus berbicara di depan umum. Hal ini disebabkan mereka terlalu fokus pada diri sendiri. Sebaliknya mereka yang berkepribadian ekstrovert, mudah menjalin komunikasi dengan orang lain dan aktif dalam berbagai kegiatan. Tetapi perlu diingat, tidak ada pribadi yang murni introvert atau ekstrovert. Beberapa orang tipe introvert menjalani profesi mereka sebagai guru, dosen, hakim, atau jaksa yang mengharuskan berbicara di depan umum. Sebaliknya ada juga orang dengan tipe ekstrovert memilih kerja di balik layar seperti penulis, direktur, atau pengusaha.

Selain kedua tipe tersebut, ada sebuah teori yang menyebutkan bahwa kepribadian manusia terdiri atas empat tipe dan setiap pribadi memiliki dua tipe yang dominan. Keempat tipe kepribadian itu adalah :
1. Koleris
Orang dengan tipe ini dikenal keras kepala, tegas, dan senang menuntut. Mereka sangat
percaya akan kemampuan diri dan yakin bahwa dirinya dilahirkan untuk menjadi pemimpin.
Selain itu mereka pantang menyerah dan tidak menyukai siapa pun yang berniat menghalangi mereka.
Orang koleris selalu penuh aktivitas dan berpikir cepat. Berdiam diri bagi mereka adalah
tindakan yang menyia-nyiakan waktu dan tidak berguna. Karena mereka merupakan pribadi yang aktif, maka mereka tidak dapat menahan diri jika melihat suatu kesalahan. Tanpa harus diminta pun, mereka merasa perlu memperbaikinya dengan rasa tanggung jawab, meskipun orang-orang di sekitarnya tidak senang dengan sikap tersebut.
2. Sanguin
Mereka yang memiliki tipe sanguin adalah orang yang ramah dan gemar berbicara. Penuh inspirasi, aktif, dan dapat mempengaruhi lawan bicara untuk mempercayai kata-kata mereka.
Sikap mereka yang optimis menjadikan tipe ini dapat bertindak sebagai motivator yang
menyenangkan.
Meskipun mudah mempengaruhi orang lain, tipe ini juga mudah dipengaruhi. Orang sanguin bukanlah tipe yang pandai menyimpan rahasia dan pelupa. Karena itu, mereka menyukai kegiatan yang bersifat spontan dan tidak monoton. Mereka selalu terlihat gembira dan tanpa beban dalam menjalani kehidupan.
3. Phlegmatis
Orang berkepribadian phlegmatis adalah tipe yang paling menyenangkan untuk dijadikan
kawan. Mereka bersifat pemalu, tidak suka menonjolkan diri, dan merupakan orang yang
sopan serta mempunyai aturan pergaulan yang baik. Orang phlegmatis sedapat mungkin
menghindari konflik dan pertentangan. Mereka dapat menjadi penengah yang baik dalam
setiap perdebatan atau perbedaan pendapat.
Tipe ini menyukai keramaian selama keramaian itu tidak berpusat pada diri mereka. Hal ini disebabkan kepribadian mereka yang tertutup. Orang phlegmatis pandai menyimpan rahasia dan teguh memegang janji. Sayangnya mereka tidak dapat untuk berkata 'tidak' dan cenderung plinplan. Mereka tidak suka membuat kesalahan tetapi juga ingin menghindari ketidakcocokan. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan untuk mengerjakan lebih baik daripada yang diharapkan.
4. Melankolis
Mereka yang bertipe melankolis merupakan pribadi yang serius dan tertutup tetapi cerdas
dan sangat kritis dalam berpikir. Mereka adalah orang yang dapat mengerjakan sesuatu hal jauh lebih tekun dibanding kepribadian lainnya. Orang melankolis sangat berhati-hati dan teliti sehingga mereka memiliki kemampuan luar biasa untuk melihat dan memahami yang sesungguhnya terjadi di balik peristiwa. Sifat mereka yang teliti juga membuat mereka selalu melakukan perencanaan dan melaksanakan rencana itu.
Orang melankolis menyukai hal-hal yang bersifat detail. Mereka akan menghitung untung rugi suatu kegiatan dengan ketelitian yang sangat tinggi dan berusaha untuk mendapatkan data lebih banyak dari lawan bicara. Sayangnya, orang melankolis ini mudah curiga. Mereka tidak mau begitu saja mempercayai kebaikan orang lain walaupun orang itu melakukannya dengan tulus. Bisa jadi mereka akan tetap berpikir bahwa orang itu mempunyai maksud tersembunyi di balik perbuatan baik itu.

Tidak ada tipe kepribadian yang sempurna sebab Allah menciptakan hamba-Nya dengan
segala kekurangan dan kelebihan. Setiap kepribadian memiliki keunikan juga keistimewaan.
Merenungi kekurangan diri dan berusaha memperbaikinya adalah sikap yang terpuji.

Minggu, 15 Juni 2008

Puisi Akrostik

Pernahkah Anda mendengar istilah 'puisi akrostik'? Jika belum, pernahkah Anda mencoba membuat puisi yang berasal dari nama orang? Kalau ya, berarti Anda telah menghasilkan puisi tersebut. Puisi akrostik adalah puisi yang huruf-huruf awal setiap baris jika dibaca ke bawah menjadi sebuah kata. Puisi ini dapat dihasilkan dari nama orang, tempat, bunga, kota, dan lain-lain. Tidak terlalu sulit untuk membuat puisi semacam ini karena sebagian besar berasal dari ekspresi mendalam penulis tersebut. Saya memiliki empat kemenakan yang benar-benar dapat menyejukkan hati ini. Setiap kali saya menatap wajah atau memerhatikan setiap ucap dan gerak mereka, bagaikan menghirup sejuk tumbuhan pagi hari. Hal ini menggerakkan hati saya untuk membuat puisi berdasarkan nama panggilan mereka.


Keempat Kemenakanku

Empat belas tahun lebih enam bulan usiamu
Kau pendiam dan kutu buku
Ingin membaca buku setiap waktu


Ragu-ragu dalam soal matematika
Aku tak suka menghitung luas segitiga
Yang kusuka pelajaran IPA
Hari-hari kau lalui tanpa rasa duka
Adakah waktumu terlewat tanpa ceria
Nasihat mama papa kau laksanakan dengan gembira


Pipimu yang kemerahan
Untaian kata-katamu yang menggemaskan
Tampak berseri damaikan perasaan
Riang bercerita habiskan waktu berjalan
Impian indah masa kecil semoga tak kau lepaskan


Alangkah lincah gerakmu
Yang mengikuti irama lagu
Ingin rasa hati mencium pipimu


Itu adalah salah satu contoh puisi akrostik. Tentu saja bukan sekadar menyusun puisi yang huruf-huruf awalnya berasal dari nama orang atau tempat, melainkan sebuah karya sastra yang
harus menggambarkan karakter orang atau tempat tersebut. Contoh puisi di atas yang menceritakan keempat kemenakan saya berserta tingkah laku mereka sehari-hari. Kemenakan saya yang sulung memiliki kegemaran membaca buku. Setiap hari libur tiba, jika mama atau papanya tidak menyuruhnya melakukan sesuatu, mungkin saja ia akan menghabiskan seluruh waktunya dengan membaca buku. Bahkan tidak jarang ia enggan menutup bukunya dan menuju meja makan. Kemenakan saya yang kedua sangat menyukai pelajaran IPA. Ilmuwan, itulah cita-citanya. Tetapi lucunya, ia tidak menyukai matematika. Bukan karena tidak bisa, tetapi karena daya khayalnya terlalu tinggi setiap kali membayangkan soal cerita. Kemenakanku yang ketiga adalah seorang gadis kecil yang selalu tersenyum riang. Ia pandai bercerita dan berdeklamasi. Justru dialah yang suka bercerita dongeng sebelum tidur untuk papanya. Kemenakanku yang terkecil, gadis cilik juga berkulit paling gelap dibanding ketiga kakaknya. Walaupun berwatak seperti anak laki-laki (ia sering menyelinap keluar kelas jika tugasnya telah selesai dan Bu Guru tidak lagi menyuruhnya mengerjakan sesuatu), tetapi ia pandai menampilkan tarian modern.
Sebuah puisi akrostik harus memiliki gambaran yang jelas tentang seseorang, tempat, atau peristiwa. Mengenai judul tentu tidak harus mengambil dari nama atau kota yang menjadi ide.

Kamis, 12 Juni 2008

Bagaimana Bersikap di Dunia Pendidikan

Bergerak di dunia pendidikan, tentu berbeda dengan menekuni profesi yang lain. Tidak boleh ada perasaan merasa lebih tua atau lebih pandai dibanding rekan yang lebih muda atau yang baru bekerja. Pelajaran tersebut saya dapatkan dari bibi (adik bungsu ibuku) bahwa kita harus menghilangkan perasaan semacam itu. Sejak saat itulah, saya bertekad jangan merasa lebih dibanding yang lain, walaupun orang itu jauh lebih muda.
Menempatkan diri di dalam lingkungan pendidikan sudah pasti tidak dapat disamakan dengan tempat lain, maaf, pasar, misalnya. Perilaku dan kata-kata yang dirangkai jelas akan bertolak belakang. Jika di pasar, tidak seorang pun yang melarang orang berbicara apa pun termasuk menyapa orang dengan sebutan apapun, tentu tidak demikian halnya di dunia pendidikan.
Siapa pun yang telah menerjunkan dirinya ke dalam lautan ilmu ini, tidak dapat bersikap dan berucap sekehendak hatinya. Masyarakat akan menyoroti apa pun yang mereka katakan dan lakukan.
Sayangnya, tidak semua orang yang berada di lingkungan tersebut mampu menerapkan hal itu walaupun bisa jadi ia merupakan sosok yang cukup lama bergabung. Yang menyedihkan, kadang-kadang sosok tersebut justru seseorang yang memegang jabatan tertinggi dan seharusnya menjadi teladan bagi anak buahnya. Meskipun tidak semua, tetapi masih saja ada pimpinan yang masuk ruang kerja anak buahnya dan langsung memanggil salah seorang karyawannya seperti penjual yang sedang menjajakan dagangannya. Ada pula yang memerintah bawahannya dengan sikap seolah-olah bawahan itulah yang membutuhkan dirinya, padahal sudah jelas bahwa dialah yang membutuhkan. Ada juga pimpinan yang menyuruh anak buahnya dengan sikap seorang raja, saat menyuruh tidak terlontar kata 'tolong' dan setelah mendapatkan yang diperlukan tidak juga keluar ucapan 'terima kasih'. Tidak dari wajah apalagi dari ucapan.
Dunia pendidikan merupakan dunia yang istimewa sebab tempat ini telah mendapat kepercayaan untuk mencetak para calon pemimpin bangsa masa depan. Tempat istimewa tentulah wadah bagi orang-orang yang terpilih (artinya tidak semua orang mampu berdedikasi sepenuhnya di sini). Mereka yang terpilih inilah yang harus berhati-hati dalam setiap langkah.
Setiap ucap dan gerak langkah para pendidik merupakan perhatian para siswa. Maka, sangat disayangkan masih ada seorang pendidik yang menyapa rekan kerjanya (yang jauh lebih muda) dengan nama saja tanpa sebutan 'bu' atau 'pak', padahal saat itu ada beberapa murid. Begitu pula halnya dengan pemegang jabatan tertinggi di dunia pendidikan. Masih ada yang menyapa anak buahnya dengan nama saja. Rasanya bukan hal yang tepat, apalagi terjadi di lingkungan yang seharusnya menjadi contoh.
Mungkin hal di atas bukan masalah jika terjadi di tempat lain. Kakak saya yang bekerja di sebuah perseoran yang bergerak di bidang perkapalan pernah bercerita tentang seorang pegawai baru bergelar magister lulusan salah satu universitas Jerman. Pegawai tersebut malah menawarkan kepada kakak supaya menyapanya dengan nama saja dan tetap menyebut kakak dengan 'pak'. Ini berarti ada kesepakatan dari kedua belah pihak dan berada di tempat yang tepat.
Sekali lagi, dalam dunia pendidikan kita dituntut untuk bersikap rendah hati, tidak perduli siapa pun dia. Karena dengan sikap rendah hati, maka setiap gerak laku dan ucap kita akan terarah. Sebab dengan sikap mawas dirilah, maka kita akan berusaha mempertimbangkan untaian kata yang hendak diucap dan berhati-hati dalam segala tindakan.
Terakhir, segala sikap dan tindak-tanduk kita merupakan cermin keberhasilan dalam mendidik generasi harapan bangsa.