Selasa, 06 Mei 2008

Arti Guru yang Sebenarnya

Sedih rasanya setiap kali saya membaca komentar tentang beberapa orang berprofesi sebagai pendidik. Ternyata mereka menjadi guru bukan karena tertarik pada dunia pendidikan atau ingin membimbing tunas harapan bangsa, melainkan karena tidak ada pekerjaan lain yang lebih mudah daripada menjadi guru. Alangkah sempit pikiran mereka sehingga menganggap profesi yang satu ini mudah dijalani.
Mungkin pendapat mereka tidak sepenuhnya salah. Semua orang bisa menjadi guru. Apa susahnya mengajar? Seorang kakak yang mengajari adiknya sesuatu juga bisa disebut guru, guru bagi adiknya. Seorang anak yang memberitahu temannya tentang cara mengerjakan sesuatu pun sudah menjadi guru. Kalau begitu anak TK pun bisa menjadi guru?
Padahal menjadi guru tidak sekadar berdiri di depan kelas dan bercuap-cuap menerangkan pelajaran. Guru bukanlah seorang hanya memberikan tugas dan menjatuhkan hukuman ketika murid-muridnya tidak mengerjakan tugas, lebih dari itu, ia mempunyai tanggung jawab moral yang tinggi. Selain mengajarkan ilmu pengetahuan, ia juga wajib mendidik akhlak para generasi bangsa agar kelak berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Sebuah tugas yang tidak mudah, memerlukan kesabaran yang tinggi, dan membutuhkan kelapangan dada yang luas.
Tidak ada yang lebih membahagiakan seorang guru jika melihat anak didiknya berhasil mencapai cita-cita, sebaliknya tidak ada yang lebih menyedihkan seorang guru saat mengetahui bahwa muridnya gagal meraih masa depan.

Tidak ada komentar: