Sabtu, 31 Mei 2008

Kemenakanku (Bagian Pertama)

My Beloved Nephew

Kuingat sore itu
sepeda motor berhenti di depan rumahku
segera kusambut yang bertamu
kulihat engkau menangis tersedu

Hatiku pun seakan terluka
kulihat engkau sangat berduka
ibumu pun bercerita
saat makan siang kau gelengkan kepala

Ayahmu berkata
Mungkin kau lebih suka
cari suasana berbeda
hingga kami antar ke rumah Neneknda

Bergegas aku tersenyum ceria
kutatap wajahmu penuh cinta
sebentar saja kudekap engkau sukacita
kubisikkan beberapa patah kata

Makan rawon sama Tante, ya?
Si Kecil anggukkan kepala
Aku makan rawon sama Tante saja
Rawon memang makanan kesukaannya


Puisi di atas kutulis saat aku teringat masa kecil kemenakanku yang sekarang duduk di kelas VIII (dan memiliki seorang adik laki-laki dan dua adik perempuan).
Kenaikan kelas yang akan datang, InsyaAllah, dia akan duduk di kelas IX. Aku sudah berjanji pada dia dan ayahnya (kakakku) untuk memberinya soal-soal latihan UNAS karena aku juga mengajar di kelas IX.
Kemenakanku yang dulu kecil mungil kini telah beranjak remaja. Kegemarannya membaca dan membuat komik. Sayangnya dia masih malu kalau aku ingin melihat hasil karyanya. Meskipun demikian, aku berharap dia akan dapat menyalurkan bakatnya dengan tepat.

Tidak ada komentar: